6.19.2009

My Hobby and Dislike

Aku punya hobby membaca di perpustakaan. Kenapa ku katakan disitu, karna tempatnya dingin, adem, dan banyak sekali buku-buku, literatur, majalah, texbook, koleksi skipsi, dan banyak lagi. Di sini kita bisa Hospotan lho..Di samping itu pelayanannya sangat baik dan sopan. Tambahan pula ada banyak pemandangan indah di dalam perpustakaan ini. Mau tau....ayo kuliah di sini...(Universitas Muhammadiyah Malang, Red) kamu pasti akan menyaksikannya.
Hobby yang lain seperti berenang, memancing, menyendiri alias melamun, main komputer, jalan-jalan, dan dengerin orang ceramah yang bermanfaat dan tidak menyakitkan hati. Aku paling gak suka orang yang gombal sama cewek or girl. Kasihan kalo perasaan mereka dipermainkan semaunya dengan rayuan mesra. Alangkah baiknya jangan dilakukan. Bukan berarti aku pahlawan, tapi hanya mau kebenaran atau kejujuran dari sang pria sejati. Jangan tersinggung bagi yang merasakan. Mohon maaf....................

New My Friends In Nusantara

Aku punya temen banyak di sini selain anak2 Sambas, kalimantan barat. Mereka dari berbagai pulau, sabang sampai merauke. Ada dari aceh, sumatra, kalimantan selatan, timur, tengah, meruake, jawa, NTB, NTT, madura, probolinggo, banyuwangi dan tidak lupa temen baru ku dari bangka belitung, Artha namanya.Mereka berkuliah di UMM dan sekarang semester 4 sama seperti aku. Aku merasa bahwa tidak percaya memiliki temen2 sebanyak itu, berbeda saat aku di tempat tinggal ku Sambas, cuma sedikit. Tapi aku tidak melupakan temen ku di sana, mereka masih akrab dan masih temen ku yang baik dan perhatian. Semoga aku tidak sombong setelah pulang dari Malang dengan gelar Sarjana Pertanian lulusan UMM.

6.18.2009

I'm in Malang City

Aku adalah seorang mahasiswa UMM jurusan Agribisnis angkatan 2007. Sekarang aku telah menempuh tingkat empat, kira-kira dua tahun lagi aku harus menyelesaikan studi ku. Hari-hari yang ku lewati saat-saat sibuk kuliah ternyata udah beres, cuma beberapa hari lagi aku akan mengikuti UAS, tapi aku harus menunggu KHS bulan september. Bagaimana hasilnya nanti, aku belum tahu. Aku berharap bisa menyelesaikan studi di UMM selama 4 tahun. Itu kontrak ku, kalo lebih dari itu aku harus membayar sendiri. Oh ya, aku salah satu penerima beasiswa Yatim angkatan 2007, dan diantara temen2 lain aku tergolong kurang mampu dalam hal kondisi ekonomi. UMM memang salah satu kampus yang menghargai orang-orang seperti kami yang tidak mampu atau Du'afa dari keluarga Muhammadiyah. Harapan saya semoga sesiapa saja yang membaca blog ini saya persilahkan untuk memberi komentar.

4.17.2009

Pulang dari Pesta di Kota Batu, Sembilan Mahasiswa Tewas Ban Pecah, Mobil Menabrak Pohon

[ Jum'at, 17 April 2009 ]


BATU - Sesudah pesta dan bersantai di sebuah vila di Songgoriti dan Wisata Payung, Kota Batu, sembilan mahasiswa dari Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Merdeka (Unmer) Malang, dan Universitas Brawijaya (Unibraw) tewas dalam kecelakaan tragis. Peristiwa yang merenggut nyawa sembilan mahasiswa itu terjadi di Jl Raya Panglima Sudirman, Kota Batu, pukul 3 dini hari kemarin (16/4).


Radar Malang (Jawa Pos Group) melaporkan, sembilan mahasiswa yang jadi korban itu lima perempuan dan empat laki-laki. Para korban meninggal seketika di TKP (tempat kejadian perkara). Peristiwa tragis itu terjadi setelah mobil Mobil Daihatsu Taruna F500 RVT Nopol DK 1070 XB yang mereka tumpangi selip dan menghantam pohon angsana di trotoar jalan.

Benturan keras membuat bagian depan mobil rusak berat hingga tak berbentuk. Para korban rata-rata menderita luka parah di bagian kepala dan luka patah tulang. Mereka, antara lain, Anang Kasin, 30, warga Jl Kapten Japa Nomor 75, Denpasar; Rois Sudin, 25, Dusun Sumbersari, Padang, Lumajang; Firdaus Sastra, 25, Lobuk, Bluto, Sumenep. Korban lainnya adalah Imron Rosadi, 20, Gedang Mas, Randuagung, Lumajang; Maretha Medani Chryza, 25, Jl Tirto Utomo, Landungsari, Kabupaten Malang; Ririn Erniati, 22, Pecalukan, Progen, Pasuruan; Dwi Rani Rosmaya, 25, Tanjungrejo, Sukun, Kota Malang; Nia Ifada, 23, warga Sidoarjo; dan Meutia Sony Agustin, Bangilan, Purworejo, Pasuruan.

Kejadian nahas itu menimpa korban tidak lama setelah mereka meninggalkan lokasi Wisata Kuliner Payung sepulang dari pesta di vila Songgoriti.

Saat akan pulang ke Kota Malang, mobil yang dikemudikan Anang melaju kencang di jalan yang sepi dan menurun. Saat meluncur di Jl Raya Panglima Sudirman, Batu, sekitar 500 meter sebelah timur Balai Kota Batu, mobil oleng ke kiri membentur trotoar dan menabrak pohon di pinggir jalan.

Meski mobil rusak parah, pohon angsana yang ditabrak tidak tumbang. Pohon di tengah trotoar jalan itu hanya mengelupas kulitnya.

Benturan keras dini hari itu mengagetkan warga sekitar. Mendengar bunyi benturan keras, warga berbondong-bondong keluar dari rumah untuk memberikan pertolongan dan melaporkan kepada polisi. Tidak berselang lama, petugas Satlantas Polres Batu tiba di lokasi melakukan evakuasi dan olah TKP. Seluruh korban dibawa ke kamar mayat RSSA Malang.

Dalam kejadian itu, dua penumpang terlempar ke luar dari mobil. Korban lainnya terjepit di dalam mobil. "Kakinya tertinggal di dalam. Kami membantu mengeluarkan korban yang terjepit setelah mencongkel bodi mobil dengan linggis," kata Mulyo Miseno, salah seorang saksi yang turut memberikan pertolongan, siang kemarin.

Selain petugas Polres Batu, siang kemarin tim Laboratorium Forensik Polda Jatim juga melakukan oleh TKP bersama Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim AKBP Yusuf. Tiga petugas yang dipimpin AKBP Didik Subiantoro, kepala Unit Fisika Instrumen Forensik Labfor Polda Jatim, itu mengolah TKP, serta mengukur dan memeriksa barang bukti.

Oleh TKP itu dilakukan dari titik normal hingga terhentinya kendaraan saat menabrak mobil. "Ini lakalantas menonjol karena korban jiwa lebih dari lima orang. Sekarang masih kami periksa dan selidiki. Hasilnya nanti ke Kapolres," kata Didik.

Kapolres Batu AKBP Tejo Wijanarko menjelaskan, berdasar pemeriksaan, sementara diduga penyebabnya adalah ban kiri bagian belakang pecah. Mobil oleng ke kiri, langsung menabrak trotoar dan menabrak pohon. "Hasil pemeriksaan ban pecah dugaannya karena kondisi ban sudah tipis. Kami tidak menemukan bekas rem," kata Tejo saat jumpa pers sore kemarin.

Pecahnya ban itu, sambung dia, selain disebabkan ban sudah tipis, juga karena kelebihan muatan. Apalagi, kondisi jalan juga sedang menurun. "Mungkin saat menurun itulah ban pecah," ujar dia.

Dari pemeriksaan ban, sambung dia, hanya ban bagian belakang yang tipis. Tiga ban lain masih baik. "Ban pecah buatan tahun 2000, sedangkan tiga ban lainnya tahun 2005," sebut dia.

Sekitar pukul 15.30, seluruh jenazah sudah dibawa pulang keluarga masing-masing.

Sewa Vila 3 Jam

Sebelum nyawa sembilan mahasiswa-mahasiswi itu melayang, mereka sempat menghabiskan waktu sekitar 2,5 jam di salah satu vila di Songgoriti, Kota Batu. Sebetulnya mereka menyewa vila selama tiga jam, antara pukul 22.00 sampai pukul 01.00. Namun, sebelum jam sewa habis, mereka sudah check out.

Apa yang mereka lakukan di vila tersebut belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan mereka merayakan pesta ulang tahun seorang temannya. Tapi, siapa yang berulang tahun hingga berita ini diturunkan masih belum diketahui.

Dari penelusuran Radar Malang, para mahasiswa itu tidak hanya bersembilan, tapi bersama delapan teman lainnya. Kehadiran mereka di vila juga sedikit membuat kegaduhan. "Ada sekitar 17 orang. Suaranya sangat keras, ada yang berteriak dan tertawa-tawa," kata salah seorang petugas keamanan vila setempat.

Menurut petugas keamanan berambut gondrong itu, di antara mereka juga ada yang terlihat sempoyongan. Bahkan, menurut sepengetahuan penjaga itu, masih ada dua orang yang tinggal di vila sampai masa sewa tersebut habis saat kecelakaan terjadi. Satu perempuan dan satu laki-laki. "Si perempuan menunggui yang laki-laki karena terlihat tidur," kata penjaga vila yang tidak mau namanya dikorankan itu.

Bagus Santoso, penjaga lain vila di Songgoriti itu, membenarkan adanya rombongan kalangan mahasiswa tersebut. Malam itu pukul 22.00 dialah yang menerima uang sewa vila dari rombongan tersebut. Rombongan mahasiswa itu menyewa salah satu vila di bagian pojok. "Mereka bayar Rp 125 ribu untuk tiga jam. Tapi, jam setengah dua belas mereka sudah keluar," katanya.

Sayang, Bagus lupa atas nama siapa penyewaan vila itu. Namun, menurut pengetahuannya, mobil yang dikemudikan korban itu sering ditemui di vila. "Dua hari lalu juga ke Songgoriti. Tapi, tempatnya berpindah-pindah,'' ujarnya.

Setelah mereka pulang, Bagus mengaku membersihkan bekas muntahan. "Mendengar ada der (kecelakaan, Red), semuanya saya bersihkan. Yang masih ada di dalam juga langsung pergi," tambah dia.

Sebelum turun ke Kota Malang, rombongan ke wisata payung. Diduga mereka melanjutkan acara minum-minum. Apalagi kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 00.30. Atau sekitar satu jam setelah meninggalkan vila.

Kapolres Batu AKBP Tejo Wijanarko membenarkan adanya kabar pelaksanaan pesta ulang tahun itu. Dari pemeriksaan diduga sebelum kejadian kecelakaan rombongan tersebut menyewa vila di Songgoriti. "Informasinya memang ada yang ulang tahun," katanya.

Namun, saat disinggung soal pesta minuman keras, Tejo mengaku tidak menemukan adanya kegiatan tersebut. Sebab, saat melakukan pemeriksaan personelnya juga tidak menemukan indikasi tersebut. Bahkan, untuk membuktikan adanya pengaruh minuman keras tersebut, polisi masih menunggu hasil tes darah dari dokter RSSA Malang.


Saat-Saat Terakhir Mahasiswa Korban Kecelakaan Tragis di Kota Batu

Memey Tinggal Kesibukan Nyaleg, Maretha Terus Peluk sang Ayah

Duka mendalam dirasakan keluarga mahasiswa korban kecelakaan tragis di Kota Batu Kamis (16/4) dini hari. Para kerabat yang ditinggalkan mengaku, para mahasiswa nahas itu menunjukkan perilaku khusus, seakan isyarat bahwa mereka akan meninggalkan orang-orang terkasih untuk selama-lamanya.

NUR LAILY A., Pasuruan

Bendera putih dengan palang hijau di tengahnya kemarin berkibar di depan rumah di Jl Kartini 96, Kota Pasuruan. Di ruang tamu rumah bercat putih tersebut jenazah Meutia Sonny Agustin disemayamkan. Dia adalah mahasiswi yang hampir saja menuntaskan pendidikan di Universitas Muhammadiyah (UMM) Malang. Dia menjadi korban tewas dalam kecelakaan maut di Kota Batu pada Kamis (16/4) dini hari.

Selain mahasiswi, Memey -begitu Meutia biasa disapa- adalah caleg DPRD Kota Pasuruan dari Partai Republika Nusantara (Republikan).

Dalam pemilu legislatif lalu, Memey berada di nomor urut ke-3 dapil Gadingrejo.

Kepergian Memey yang baru berusia 25 tahun itu tak hanya diratapi keluarga, tapi juga teman-teman kuliahnya. "Memey pamit pergi ikut acara ulang tahun temannya tadi malam (Rabu, 15/4, Red)," ungkap Ocha, sahabat satu kos Memey, sambil sesenggukan. Kemarin Ocha juga melayat di rumah sahabatnya itu.

Ocha adalah sahabat kental Memey sejak masih duduk di bangku semester I. Di UMM keduanya memilih Fisip Jurusan Ilmu Komunikasi. Hanya, saat kejadian, Ocha kebetulan tidak kenal dengan teman Memey yang sedang berulang tahun, karena lain kampus. Itu sebabnya, ketika diajak ikut serta, Ocha menolaknya dengan halus. Tapi, dia sempat mengingatkan sahabat karibnya itu untuk tidak ikut berangkat. "Saya sudah punya firasat tidak enak. Waktu itu wajah Memey pucet banget. Putih seperti sakit. Makanya, saya sempat bilang, lihat tuh Mey, wajah kamu seperti orang yang tidak punya kehidupan," tuturnya mengenang masa-masa terakhir dia bertemu Meutia.

Diledek seperti itu, Memey hanya tergelak. Putri sulung pasangan Sulis Suprapti dan Soni Sumarsono itu mengaku belum mandi seharian. "Mungkin karena aku belum mandi seharian saja, makanya wajah aku begini," ungkap Memey menjawab ledekan temannya.

Malam sebelum berangkat ke Batu, sekitar pukul 19.00, Ocha bersama teman Memey satu kosan bernama Indah, masih sempat meledeknya. Mereka membujuk Memey memakai bedak, untuk menutupi wajahnya yang masih tampak pucat, meski sudah mandi. Sayangnya, permintaan itu ditolak Memey, sambil kemudian pamit berangkat. "Ternyata, itu firasat kami akan ditinggalkan sahabat kami yang baik," ujar Indah, sambil mengusap air matanya dengan kerudung tipis yang menutupi kepala.

Sulis Suprapti, 50, ibunda Memey, menuturkan, Memey sebenarnya baru saja kembali ke Malang. Karena tercatat sebagai caleg di Kota Pasuruan, Memey sudah pulang sebelum pemilihan legislatif berlangsung. Bahkan, setelah mencontreng pada Kamis (9/4) lalu, Memey mengikuti proses penghitungan suara di beberapa TPS di sekitar rumahnya. "Baru Minggu dia balik ke Malang. Nggak tahunya, hari ini yang pulang malah jenazahnya," kata Sulis, sambil menangis sesenggukan.

Wanita paro baya itu masih teringat sifat manja putrinya meski tergolong sulung. Sebelum berangkat ke Malang pun dia sempat merengek minta dibelikan sepatu, karena miliknya sudah robek. "Saya baru menjanjikan kalau ada rezeki lebih, pasti dibelikan. Eh, belum sempat membeli sepatu baru, anak saya sudah dipundut sama Allah," paparnya pelan.

Rabu malam sebelum kejadian, Memey masih sempat mengirimkan SMS. Putrinya yang cantik itu mengingatkan dirinya agar tidak terlalu kecapekan dan tidak tidur terlalu malam.

Pesan terakhir itulah yang masih terngiang dalam ingatan ibu tiga putri tersebut. Dia seperti tidak percaya akan kehilangan Memey untuk selamanya. Sebab, Sulis sudah membayangkan bakal menyaksikan putri sulungnya itu segera diwisuda. "Sekarang ini dia sedang berusaha menyelesaikan skripsinya. Ya, Allah Mey..." tuturnya sambil menghela napas panjang.

Firasat akan kepergian anaknya juga dirasakan Wiji Utami Kristiani, ibu Maretha, korban lain kecelakaan tragis di Kota Batu. Perasaan guru SDN Landungsari I Malang itu sudah tidak enak sehari sebelumnya. Tiba-tiba dia merasa kangen sekali dengan anaknya.

Pada Rabu (15/4) malam, rasa kangen itu semakin dalam.

Dia pun mencoba menghubungi anaknya lewat handphone, tetapi tidak bisa. "Saya lihat fotonya terus, saya ingin ngeloni (memeluk) dia," ujarnya sembari menangis.

Malam itu dia tidak bisa tidur. Dia mengaku mendengar suara-suara aneh di rumahnya. Namun, dia tidak tahu suara apa yang didengar itu. Dia baru paham setelah mendengar kabar bahwa anak pertamanya meninggal.

Sembari menangis, Wiji yang ditemani sanak saudara mengatakan, pada saat ulang tahun Maret lalu, Maretha juga berperilaku agak aneh. Dia kerap mendekap erat ayahnya, Suwaji, seakan tidak ingin melepaskan. "Mungkin semua itu firasat," ujarnya.

Menurut dia, Maretha, 25, yang kuliah di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya saat ini menunggu wisuda Mei nanti. Malah, dia sudah diterima bekerja di Denpasar, Bali. Tetapi, dia belum aktif karena masih menunggu ijazah.

Sementara itu, sejumlah tetangga juga mengaku kaget sekali dengan kematian Maretha. Warga menilai Maretha adalah gadis yang baik. Selama ini dia dikenal sebagai pemandu (guide) turis. Dia pulang untuk menghadiri ulang tahun temannya. Sore kemarin jenazah korban dimakamkan di pemakaman daerah Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang.

Cerita Korban Selamat

Selain keluarga, kecelakaan maut di Kota Batu menyisakan duka mendalam bagi Retno S., teman satu kos para korban. Retno lolos dari maut karena tidak menumpang mobil Daihatsu Taruna yang nahas tersebut. Padahal, saat berangkat, Retno ikut satu rombongan di mobil itu.

Duduk di bangku putih ruang tunggu kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Enok tidak kunjung mengakhiri histerianya. ''Semua teman-temanku mati! Aku ndak punya teman lagi sekarang,'' teriak Enok.

Setelah tenang, Radar Malang mencoba mendekati dia. Cukup sulit mengorek keterangan dari Enok. Namun, beberapa patah kata keluar dari mulutnya soal kecelakaan maut yang menewaskan kesembilan temannya.

Kecelakaan itu bermula ketika dia bersama belasan temannya berencana mencari makan malam di kawasan wisata Payung, Kota Batu. Rombongan berangkat sekitar pukul 21.30 dengan mengendarai dua unit mobil. Mobil Taruna dan satu sedan warna merah. Ada juga empat motor yang ikut.

Saat berangkat untuk makan malam itu, cewek berambut sebahu dan berkaca mata minus tersebut menumpang mobil Taruna. Selama perjalanan, perasaan Enok waswas karena mobil melaju cukup kencang. Berulang-ulang dia menasihati Anang, sopir Taruna, agar hati-hati. Namun, permintaan Enok tidak juga digubris. Meski sempat merespons nasihat Enok, Anang kembali mengulangi perbuatannya. Mempercepat laju Taruna maut itu.

Penuturan Enok berhenti sejenak. Untuk merunut kronologi berikutnya, cewek itu agak ragu. Dia seakan bingung untuk berujar dan menjelaskan soal kecelakaan maut tersebut. ''Rasanya, teman-teman saya itu masih ada dan baru saja guyonan dengan aku,'' ucap Enok setelah sekitar lima menit menunduk.

Untuk memberikan kesempatan dia menenangkan hatinya, Radar meminta wawancara dilanjutkan via telepon. Enok pun menyetujui. Dihubungi setelah mandi tadi malam, Enok menuturkan bahwa begitu tiba di Batu, mereka langsung makan-makan di wisata Payung.

Di sejumlah warung yang berdiri di pinggir jalan berkelak-kelok itu mereka menghabiskan waktu sekitar dua jam. Selanjutnya, mereka langsung pulang. Ketika pulang itulah, perasaan Enok tidak enak. Dia menolak ketika diajak teman-temannya naik mobil yang dikemudikan Anang. ''Saya pilih naik motor boncengan dengan teman saya. Perasaan saya tidak enak,'' ujar Enok.

Saat pulang, mereka meninggalkan lokasi Payung bersama-sama. Urutan pertama Taruna, kemudian mobil sedan merah yang ditumpangi empat orang, dan sisanya mengendarai motor. Dalam perjalanan, Enok bersama temannya yang mengendarai motor mengambil jalan berbeda dengan Taruna. ''Di lampu merah pertama dari arah Payung ke Batu, saya mengambil jalan belok ke kanan. Sedangkan mobil mengambil jalan lurus (lewat Jl Raya Panglima Sudirman, Red),'' katanya.

Begitu tiba di kos, Enok kaget karena teman-temannya yang naik Taruna belum tiba. Padahal, laju kendaraan mereka lebih cepat. Karena sudah larut pagi, sekitar 02.00, Enok langsung tidur. Enok baru tahu teman-temannya mengalami kecelakaan dan meninggal sekitar pukul 11.00. Dia diberi tahu teman yang lain.

Soal tujuan acara makan malam mereka diselingi dengan menyewa vila di Songgoriti Kota Batu, Enok enggan berkomentar. ''Maaf, saya tidak bisa menjelaskan soal itu (menyewa vila),'' elaknya dengan nada suara berat dan suara tangisnya terdengar.

Sebelum mengakhiri pembicaraan, sambil sesenggukan, Enok merasa bersyukur karena Allah memberinya kesempatan untuk hidup lebih lama ketimbang teman-temannya yang terlibat dalam kecelakaan maut tersebut.

Sumber : www.jawapos.co.id

4.16.2009

Dunia Petani

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri).

Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (livestock) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Terpanjang di Kalimantan, Telan Dana Rp 500 Miliar Jembatan Tayan Mulai Dibangun Tahun Ini


PONTIANAK--Jembatan Tayan mulai masuk tahap pembangunan tahun ini. Jembatan terpanjang di Kalimantan itu dengan bentengan 1.354 meter diperkirakan menelan dana Rp500 miliar.Kemarin (7/4) pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum melakukan ekspos pembangunan jembatan di aula Dinas Pekerjaan Umum Kalbar. Eskpos dihadiri Gubernur Kalbar Corenelis dan jajarannya; Kepala Dinas PU Kalbar Jakius Sinyor dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kalbar Fathan A Rasyid.

Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan, pembiayaan pembangunan jembatan Tayan sudah masuk dalam perencanaan (buku biru) Bappenas dan Departemen Keuangan.”Ini proyek besar sehingga diusahakan untuk mendapatkan pinjaman luar negeri. Beberapa diantaranya sudah ada yang menawarkan bantuan,” katanya.Menurutnya, pembangunan jembatan yang terdiri dari dua bagian dan melewati Pulau Tayan ini diperkirakan rampung paling lama tiga tahun.Pemerintah sendiri telah menyiapkan dana awal sebesar Rp5 miliar di APBN 2009. Dana tersebut dipersiapkan untuk membuka akses dan persiapan jalan penunjang menuju jembatan Tayan.

Jembatan Tayan terletak di Kecamatan Tayan Hilir yang menghubungkan Kota Tayan dengan Piasak, Kabupaten Sanggau. Jembatan ini melintasi Sungai Kapuas melalui Pulau Tayan yang mempunyai luas 58,3 Ha dan dihuni 2.181 penduduk.Jembatan Tayan yang akan dibangun nanti terletak di 112 km dari Kota Pontianak, pada ruas jalan poros/lintas Selatan Kalimantan yang menghubungkan Kalbar dengan Kalteng.Menurut Danis, pembangunan jembatan ini akan menjadikan lintas selatan Kalimantan berfungsi secara optimal dalam melayani kinerja transportasi darat. Saat sekarang, lalu lintas kendaraan dilayani kapal ferry yang dioperasikan oleh PT ASDP. Jembatan yang akan dibangun nanti terdiri dari dua bagian dengan total keseluruhan 1.354 meter dan lebar jembatan 11,5 meter (2 jalur, 2 lajur).Jembatan pertama dari akses utara Tayan menuju pulau mempunyai panjang 280 meter. Sementara jembatan kedua, yang juga jembatan utama, dari pulau Tayan menuju ke Piasak sepanjang 1.074 m. Proyek tersebut juga termasuk membuka jalan di pulau dengan panjang 318 meter.

Di jembatan utama terdapat bentangan jembatan sepanjang 75m-200m-75m (350 m) yang direncanakan untuk mengakomodasi navigasi lalu lintas kapal pada alur utama dengan lebar jalur lebih besar tiga kali panjang kapal (rencana 65 meter).Saat ini pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama pemerintah Kabupaten Sanggau berkoordinasi untuk membebaskan lahan untuk pembangunan jembatan itu. Jakius Sinyor, kepala Dinas PU Kalbar memperkirakan lahan milik warga yang akan dibebaskan nanti seluas 23 hektar. ”Pembebasan lahan ini merupakan tanggung jawab daerah. Apakah sharing kabupaten dan provinsi, akan dibicarakan nanti teknisnya,” kata dia.Sementara itu Gubernur Kalbar mengatakan dengan dibangunnya pulau itu nanti akan menggerakkan potensi sektor perdagangan dan pariwisata di pulau yang mempunyai lebar 10-425 meter ini.

”Kalau sudah jadi, perkembangan perekonomiannya luar biasa. Hutan Tanaman Industri yang dimiliki sudah panen, pertambangan bauksit dan bijih besi sudah eksis, penjualan CPO lancar, dan jembatan ini menjadi penunjangnya,” kata dia.Cornelis meminta agar pengerjaan pembangunan jembatan ini benar-benar dilaksanakan sesuai prosedural. Dia tidak menginginkan ambruknya jembatan Kapuas di Kalteng sebelum diresmikan juga terjadi dalam pengerjaan di Tayan.”Konsultan pengerjaannya juga harus bertanggung jawab penuh terhadap proyek ini. Secara teknis jembatan harus dirancang minimal mampu bertahan selama 150 tahun,” katanya.Mengenai sumber pendanaan yang akan membiayai pembangunan, Pemprov Kalbar juga menerima tawaran dari negara-negara asing. ”Kemarin Belanda juga menawarkan pinjaman, tapi syaratnya mereka sendiri yang membangun jembatan itu. Mudah-mudahan tahun 2013, sebelum periode saya berakhir, jembatan ini sudah jadi,” katanya.(zan)

Pontianak Dinilai Strategis Pasarkan Produk Baru

PONTIANAK--Antusias masyarakat Kota Pontianak dalam membeli dan memburu produk-produk baru dan berkualitas, ternyata membuat keuntungan tersendiri bagi para produsen yang sering mengadakan pameran di mal-mal megah seperti Ayani Megamall. Kota Pontianak merupakan kota yang sangat strategis dan local area tepat untuk memasarkan suatu produk baru yang bermutu dan bernilai.

Perkembangan bisnisnya pun sangat luar biasa. Ini terbukti dengan banyaknya pengenalan produk-produk baru, khususnya alat perabotan rumah tangga oleh beberapa kalangan produsen di Kota Pontianak. Salah satu pameran yang digelar 3-12 April ini di Ayani Megamall, memberi peluang omzet yang cukup besar bagi para penjualnya.Masyita, dealer barang-barang furniture alat rumah tangga dari Bandung yang membuka stand di pameran Ayani Megamall mengakui, barang-barang furniture yang dijualnya banyak diminati dan dibeli oleh pengunjung. Hari pertama, ketika dibuka banyak para pengunjung yang membeli alat-alat furniturenya, seperti gelas, wadah tempat minum untuk anak, tempat penyiapan kue lapis, dan toples anti pecah.

“Barang furniture rumah tangga jualan saya ini, memang barang yang diproduksi langsung dari bandung. Produknya pun sangat berkualitas dan anti pecah. Biasanya, kita langsung peragakan barang antipecahnya kepada pengunjung. Biar nanti mereka sendiri yang mengetahuinya bahwa produk ini memang bagus,” jelas Masyita, ketika ditemui di Ayani Megamall, Selasa (6/4).Masyita mengatakan, bahan baku untuk membuat alat furniture rumah tangga tersebut dari biji plastik yang bagus dan pewarnanya diimpor dari Korea. Bahan bakunya juga dilengkapi dengan antibakteri. “Kalau kita menjual produk yang berkualitas tinggi, pastilah banyak laris dijual di masyarakat. Di Kota Pontianak ini kan, saya melihat pasaran serta perkembangan bisnisnya cukup luar biasa. Apalagi jika kita menjual produk-produk baru dari luar yang kualitasnya memang bagus,” paparnya.

Omzet yang dihasilkan oleh Masyita, ketika pameran pertama kali dibuka mencapai Rp.5- 10 juta per hari. Sementara itu Verimiana, marketing Axioo Shop yang membuka stand di Ayani Megamall mengatakan, peluang untuk memasarkan sebuah produk (seperti barang elektronik) di Kota Pontianak ini memang cukup besar. Soalnya kebutuhan masyarakat sekarang makin tinggi. Untuk memudah aktivitasnya kita menciptakan sebuah produk yang canggih, agar bisa membantu dan memenuhi keinginannya.
Beberapa alat elektronik seperti notebook, netbook, speaker, harddisk eksternal, flashdisk yang dipamerkan oleh Verimiana ternyata banyak diminati oleh pengunjung mal. “Untuk pameran kali ini, sudah ada tiga buah notebook jenis MLC 0152 yang terjual. Ini dikarenakan spesifikasi notebooknya lebih canggih, serta fitur-fiturnya pun banyak. Harga juga masih terjangkau,” tuturnya.Verimiana menjelaskan, dalam menjual produk elekroniknya ada dua sistem yang digunakan yaitu, sistem cash dan kredit. “Sistem pembelian secara kredit, kita sudah bekerja sama dengan pihak finance dan untuk pembeli kredit akan ada syarat-syarat khusus.
Silvia, SPG Roda Mas yang bertugas menjaga stand untuk rak TV dan lemari di pameran Ayani Megamall memperkirakan, selama pameran berlangsung sudah ada sekitar 20 lebih item yang laris dibeli oleh pengunjung. (skl)